IKLAN 2
Dahulu ia tidak berhasil menjadi anggota Paskibraka karena masalah kewarganegaraan ganda.
Padahal ia telah lulus seleksi dan masuk dalam karantina di asrama Cibubur, Jakarta Timur.
Ia juga telah mengikuti berbagai seleksi yang melelahkan dan mengbiskan waktu, tenaga serta pikirannya.
merasa telah dipermainkan.
Latihannya selama berbulan-bulan seolah tak ada artinya.Gloria Natapradja Hamel (Tribunnews.com/Immanuel Nicholas Manafe)
"Gloria terpukul sekali. Sedih sekali lah. Dia semangat sekali waktu ikut seleksi dan lolos tahap demi tahap," kata Uun (50) pengasuh Gloria sejak kecil saat ditemui Tribunnews.com di rumah Gloria di Jalan Sulawesi, Perumahan Megapolitan Estate, Blok G No 96 A, Cinere, Depok, Senin, 16 Agustus 2016 malam.
Uun menjelaskan, sejak awal, ibu dan ayah Gloria sudah menyampaikan Gloria yang memang keturunan Perancis dari ayahnya.
"Kalau memang gak bisa lolos dan digugurkan, harusnya dari awal saja. Saya ikut sedih sekali Gloria terpukul karena hal ini. Sejak kecil dia saya yang asuh, dan sudah seperti anak sendiri," kata Uun.
Ia menambahkan, jika disuruh memilih, Gloria pastinya lebih memilih menjadi warga negara Indonesia.
"Sekolah dari Play Grup sampai SMA yang Dian Didaktika Cinere ini. Semua sejarah Indonesia dia tahu dan tahu lagu kebangsaan Indonesia. Kalau soal Perancis, dia belum tentu tahu," kata Uun.
Senada dengan Uun, Ira Natapradja, ibunda Gloria menuturkan, anaknya sangat sakit hati karena digugurkan sebagai anggota Paskibraka.
"Dia bertanya-tanya, ini ada apa sih? Kenapa enggak ada terus terang dari awal. Jadinya Gloria merasa dipermainkan," kata Ira saat dihubungi, Senin 16 Agustus 2016 malam.
"Harusnya dari awal saja dikasih tau, gak bisa. Bukan sudah sampai sini dan minus H berapa, anak saya dibatalkan. Ini sagngat menyakitkan," katanya.
Gloria memilih menjadi warga negara Indonesia
Gloria juga mengungkapkan perasaanya dalam sebuah surat pernyataan yang dia unggah di media sosial.
Ia mengaku jika darah dan nafasnya adalah Indonesia, meskipun ayahnya berkebangsaan Perancis.
"Saya ditakdirkan terlahir dari hasil perkawinan ibu saya wni Ira Natapraja dan ayah seorang warga negara perancis," kata Gloria.
"Saya tidak pernah memilih kewarganegaraan Perancis, karena darah dan nafas saya untuk Indonesia tercinta," lanjutnya.
Ia mengungkapkan, sesuai dengan pasal 4 UU Nomor 12 Tahun 2006, Gloria meyakinkan bahwa dirinya adalah WNI.
"Serta sesuai dengan Pasal 21 UU Nomor 12/2006, saya adalah WNI," katanya.
Meski begitu, ia tetap harus puas melihat rekan-rekannya mengibarkan bendera pusaka dari layar kaca televisi.
Ikut dalam penurunan bendera pusaka
Luka Gloria sedikit terobati setelah mendapat kesempatan untuk mengikuti upacara penurunan bendera pusaka.
Kabar tersebut juga disambut antusias dari netizen yang sejak awal mendukung Gloria.
Melalui kolom komentar banyak netter yang mengungkapkan kegembiraannya.
Mereka tak sabar untuk menyaksikan dan memastikan Gloria masuk bagian untuk menurunkan Sang Saka Merah Putih.
"Gloria justru akan menjadi "bintang" dalam acara penurunan bendera Merah Putih nanti sore," tulis akun Maskurun Mulyosukarto.
"Semua TV akan mem zoom Gloria. Tadinya saya usul, kalau tidak berhasil di 2016, nanti di 17 Agustus 2017."
"Gloria diminta utk menjadi Tim Paskibraka, tanpa test lagi sbg "obat" dr kekecewaan hari ini, sambil mengurus formalitas kewarganegaraannya. Alhamdulillah," pungkasnya.
Nasib Gloria kini
Lain dengan tahun lalu, yang penuh dengan cobaan untuk Gloria.
Pada tahun 2017 ini Gloria mendapat sebuah kesempatan untuk menjadi pelatih tim Paskibra yang mengibarkan bendera merah putih dalam upacara Harkitnas di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Mei 2017 lalu.
Saat itu ia mengaku sangat bangga atas hasil penampilan tim paskibra Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang dilatihnya.
Gloria juga ikut menghadiri upacara yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid itu.
Kepada Tribunnews.com, Gloria mengaku bangga kepada generasi muda yang banyak menghabiskan waktunya di berbagai bidang positif, seperti halnya Paskibra.
"Aku bangga karena sekarang anak muda sudah banyak yang aktif, seperti di (bidang) politik, juga banyak ngasih prestasi," ucap Gloria.
"Mereka anak-anak biasa, tapi karena mereka punya kemampuan juga potensi yang mereka mau kembangkan dan karena mereka mau berjuang, jadi apapun itu pasti bisa dilakukan," jelas Gloria.
"Jadi bangga dengan anak-anak muda zaman sekarang," imbuhnya.