IKLAN 2
Begitulah kira-kira yang dialami para pedagang jalanan ini. Mereka yang dulunya harus pontang panting menjajakan barang dagangannya, kini bahkan mampu menggaji ratusan orang . Harta yang mereka punyai pun tak main-main, dari ratusan juta hingga miliaran. Siapakah orang-orang istimewa itu, berikut ini pembahasannya.
Nana Mulyana, Pedagang Asongan kini Milyarder Pengusaha Baja
Nana Mulyana memulai karirnya berbekal uang 10.000 dengan hijrah dari Majalengka ke Bandung. Di kota itu Mulyana menjadi pedagang asongan, kadang-kadang laki-laki kelahiran 14 Juni 1972 ini juga menjadi supir tembak. Sebelumnya, Mulyana juga menjadi kernet angkutan desa, tukang es lilin, pencari rumput untuk pakan ternak, sales, hingga membuka usaha-usaha kecil yang terus saja gulung tikar.
Nana Mulyana [image: source]
Sampai suatu ketika anak dari keluarga buruh tani ini diterima menjadi karyawan perusahaan lampu pijar ternama. Gaji cukup membuatnya mampu membeli rumah sendiri. Tak lama setelah itu, suami dari Nia Kurniawati ini pun keluar dan membuka usaha elektronik. Setelahnya ia pun kembali hijrah ke Jakarta untuk berguru pada pamannya. Hingga tahun 1997 ia membuka usaha kerajinan berbahan alumunium di bawah bendera CV Nuansa Aluminium. Kini usahanya berkembang dan dinamai PT Nuansa Alumunium yang mempekerjakan sekitar 400 karyawan. Usaha itu pun membuat label miliarder menempel pada lelaki yang tak sempat lulus SMA ini.
Ponimin, Pedagang Tahu Keliling yang Kini Punya Pabrik Besar
Pria kelahiran Stabat, daerah Kabupaten Langkat Sumatera Utara ini hijrah ke Medan dan menjadi penjual roti keliling. Karena hasilnya tak seberapa, ia pun beralih menjadi penjual tahu keliling. Setiap sore pria yang tinggal di Kelurahan Sari Rejo ini mengambil tahu dari pabrik untuk keesokan harinya dijual dengan mengendarai sepeda. Saat berjualan dan ditempa terik panas, ia bertekat menabung untuk membuat usaha. Butuh waktu 5 tahun untuk mewujudkannya hingga pada tahun 2000 Ponimin mulai memproduksi tahu sendiri.
Ponimin di tengah aktivitas produksi tahu [image: source]
Produksi tahu awalnya dilakukan ayah dari 4 orang anak ini sendirian, sambil terus hidup prihatin dan mengumpulkan dana untuk kemajuan usaha. Meski mengalami jatuh bangun dalam usahanya, Ponimin kini sudah memiliki pabrik tahu dengan omzet 12 juta lebih perhari. Sukses dengan usaha tahu, Ponimin juga merambah bisnis rental mobil. Sejumlah 40 armada mobil Ponimin melayani pelanggan tiap harinya. Dari bisnisnya, Ponimin kini mengantongi uang ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Bang Kiming, Miliarder yang Mengawali Usaha Gerobak Pisang Penyet
Memiliki nama asli Arief Setiawan, Bang Kiming memulai bisnis dengan usaha pisang penyet di gerobak. Usaha ini dilakukan saat Kiming masih berstatus mahasiswa di universitas ternama Jogjakarta. Usaha ini sempat berkembang bahkan memiliki 32 cabang yang tersebar di Indonesia. Sayangnya ketika anak pegawai bank ini pindah ke Jepang untuk kuliah, tanpa pengawasan usaha ini pun bangkrut. Kegagalan tak membuat lelaki kelahiran Semarang ini berhenti. Ia pun akhirnya membuka usaha toko kelontong, grosir sembako, hingga peternakan kambing dan belut. Sayangnya, kesemua usahanya ini gulung tikar.
Bang Kiming dan gerobak pisang penyetnya [image: source]
Tahun 2010 itu coba memulai berjualan sparepart motor besar dengan brand Kiming Motor dan akhirnya berbuah manis. Bisnis ini mengimpor komoditi sparepart dari Jepang, Amerika, Italia hingga Inggris. Pengalaman berdagang antar negara ini membuat Kiming memahami seluk beluk trading. Hingga akhirnya, lelaki kelahiran tahun 1990 ini pun membentuk PT. Kiming Indotrading Investama yang mencetak omzet lebih dari 2 juta dollar di tahun pertama operasi. Kiming pun kini membuka Kiming Internasional di Jepang. Usaha ini juga bergerak di bidang trading domestik dan Internasional.
Theresia Deka Putri, Penjual Kopi Eceran yang Kini Sukses Jadi Pengusaha
Theresia Deka Putri mulai mengenal kopi saat menjadi penjual kopi eceran. Ia pun berkeliling ke berbagai tempat di daerah Jawa Timur untuk menjajakan produk minuman, termasuk kopi dari satu warung ke warung lainnya. Tak terhitung berapa kali penolakan atau diacuhkan pelanggan. Tapi dirinya terus gigih. Sebelum berjualan kopi, perempuan yang kerap disapa Putri ini juga berjualan produk fashion dengan target teman-teman dekatnya.
Theresia Deka Putri [image: source]
Tahun 2007, Putri mulai mendirikan CV Karya Semesta, usaha kecil yang memproduksi kopi. Keahlian membuat kopi ia pelajari secara otodidak. Peralatan yang tidak lengkap membuat Putri terpaksa memakai jasa penggilingan yang ada di luar perusahaan. Kegigihan perempuan yatim piatu ini akhirnya membuahkan hasil, kini pemasaran kopi produksinya telah mampu menembus pasar Malaysia, Taiwan, Polandia, Inggris, hingga Korea Selatan. Selain itu, Putri pun telah memiliki perkebunan kopi sendiri yang luasnya berhektar-hektar.
Kebanyakan orang kadang memandang remeh penjual asongan atau pedangan keliling. Namun kisah-kisah di atas membuktikan bahwa menjadi pedagang asongan pun bisa menjadi pembuka pintu kesuksesan. Tentu bagi mereka yang punya tekat kuat dan kesungguhan.