IKLAN 2
Tato temporer yang dikenal dengan tato henna biasanya menawarkan jasanya di banyak objek wisata. Baik yang di pinggir jalan atau yang di bangunan permanen menjadi bagian dari sebuah salon atau khusus tato.
Madison tertarik membuat tato henna saat berlibur di Mesir. Namun begitu sampai di rumahnya di Inggris, ia mengeluh karena tatonya menjadi gatal.
Tak lama kemudian bekas tato itu melepuh dan meninggalkan lecet yang menyakitkan. Perlu tindakan operasi untuk menyembuhkan luka itu.
Tato henna hitam bisa mengandung kadar paraphenylenediamine (PPD) yang tinggi. PPD merupakan zat kimia beracun.
PPD banyak ditemui di banyak produk, seperti tabir surya dan pewarna rambut, namun biasanya digunakan dalam dosis sangat kecil.
Penambahan PPD ke dalam henna yang dikatakan herbal itu menjadi masalah tersendiri dalam kesehatan masyarakat. Pasalnya, PPD merupakan zat kimia alergen yang sering menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada anak-anak.
Dan itulah yang menimpa Madison.
Bersama ayahnya Martin, seorang manajer Royal Mail, dari Isle of Wight, ibunya Sylvia (43), dan kakanya Sebastian (9), Madison beribur ke Mesir. Penatoan itu dilakukan pada minggu kedua mereka berada di Mesir.
Tato itu dilakukan di salon hotel dan pihak salon mengaku bukan henna yang digunakan. Toh bagi Martin tetap saja kulit anaknya kemungkinan akan cacat seumur hidupnya.
"Kami sama sekali tidak sadar akan bahaya itu dan saya pikir pihak salon harus memperingatkan hal ini di brosur.
"Saya pikir ini sebagian salah saya karena tidak mengetahuinya, tapi juga kesalahan salon karena mereka menggunakan bahan kimia berbahaya pada anak-anak.
"Kami akan berpikir bahwa agen perjalanan akan memiliki kekhawatiran tentang hal ini. Kami ingin menyampaikan pesan kepada orang lain tentang ini.”
Tato henna itu sebenarnya merupakan hadiah bagi kedua anak Martin karena mereka telah menghabiskan liburan dua hari di rumah sakit karena Sylvia mengalami infeksi kandung empedu.
Ketika Sebastian merasakan gatal pada tatonya, ia langsung mencuci tatonya itu.
Namun berbeda dengan Madison, yang justru merasakan keanehan tak lama setelah ia kembali ke rumahnya. Kulit di bawah tatonya mulai menggelembung.
Gelembung itu belum menampakkan warna merah sampai esok paginya, seluruh tato membuat gatal di kulit Madison. Martin lalu mencuci tato itu yang berakibat mengelupasnya kulit Madison.
Dokter kemudian memberi krim steroid untuk merawat luka itu, tapi ketika mulai muncul lepuhan-lepuhan di bekas tato maka Madison pun dilarikan ke rumah sakit.
Setelah lima kali kunjungan ke Rumah Sakit St Mary dan diberi berbagai krim dan salep, akhirnya Madison dirujuk ke spesialis luka bakar Salisbury District Hospital.
"Kami mulai panik. Para dokter belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya. Beberapa usaha yang dilakukan malah memperburuk kondisi Madison."
Dokter lalu melakukan tes pada cairan yang merembes dari lecet di lengan Madison dan terkejut menemukan tingkat pH yang tinggi - yang mengindikasikan adanya luka bakar kimia.
"Mereka memutuskan untuk merawat kulit dengan mengelupas lepuhan, sehingga mereka bisa mengakses kulit yang terbakar di bawahnya," Martin melanjutkan.
Ternyata kulit lepuhan itu begitu tebal sehingga harus dipotong. Madison sekarang telah dirujuk ke unit pengelolaan bekas luka dan harus memakai perban bertekanan setidaknya selama enam bulan untuk meminimalkan bekas luka yang menutupi lengannya.
Sekarang, Martin ingin memperingatkan orang lain tentang bahaya tato henna hitam.
"Kami telah mengirim email ke hotel tapi mereka bilang tidak ada yang salah dengan henna, dan pasti masalah dengan anak perempuan saya," kata Martin.
Pihak hotel akhirnya minta maaf dan meminta salon di hotel itu untuk tidak menawarkan tato henna ke tamu atau pengunjung lain.
"Kami tahu, ini tidak membantu putri Anda tapi kami ingin dia sembuh dengan baik," kata pihak hotel.
Reporter : Agus Surono