IKLAN 2
Bung Karno--begitu sapaan akrab Sang Proklamator, bukan hanya dikenal handal dalam bidang politik, tapi juga handal memikat hati wanita. Tak heran jika kemudian tokoh besar ini memiliki lebih dari satu istri.
Selama hidupnya, Bung Karno tercatat memiliki sembilan orang istri. Setiap kisah cintanya tentu memiliki keunikan tersendiri.
Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita.
Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut.
Selain itu, Soekarno juga selalu bersikap gallant atau sopan dan hangat pada setiap wanita. Tak peduli wanita itu tua atau muda. Soekarno tak segan-segan mengambilkan minum sendiri untuk tamu wanitanya.
Soekarno juga selalu membantu memegang tangan wanita, jika wanita itu keluar mobil. Dia juga mengumbar pujian pada wanita. Hal ini yang selalu membuat para wanita tersanjung setinggi langit.
Bung Karno sendiri mengakui dirinya memang seorang pemuja wanita cantik. Tapi ia menampik anggapan bahwa dirinya sosok pemburu wanita.
"Aku menyukai gadis-gadis yang menarik di sekeliingiku, tarena gadis-gadis ini bagiku tak ubahnya seperti kembang yang sedang mekar dan aku senang memandangi kembang."
Itulah salah satu pengakuan jujur Bung Karno tentang wanita kepada Gindy Adams, wartawati Amerika yang akhirnya disetujui Bung Karno untuk menulis biografinya berjudul BungKarno, Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (1966).
Dilansir dari Majalah Intisari edisi Mei 2001, pengakuan itu muncul karena Bung Karno merasa terus jadi bulan-bulanan pers Barat, terutama Amerika Serikat, yang selalu menggambarkan dirinya sebagai sang pembuat cinta.
“Majalah Tuan, Time dan Life terutama, sangat kurang ajar terhadap saya. Coba pikir, Time menulis, 'Sukarno tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu'.
Selalu mereka menulis yang jelek-jelek. Tidak pernah hal-hal yang baik yang telah saya kerjakan," tutur Bung Karno kepada John F. Kennedy, Presiden AS, saat berkunjung ke negeri itu.
"Ya, ya, ya, aku mencintai wanita. Ya, itu kuakui. Akan tetapi aku bukanlah seorang anak pelesiran sebagaimana mereka tuduhkan padaku," tuturnya kepada Cindy.
Tahun 1961 Bung Karno sakit keras. Di Wina, Austria, para hli mengeluarkan batu dari ginjalnya. Waktu itu perjuangan merebut kembali Irian Barat sedang memuncak.
Maka itu para dokter melakukan perawatan lebih teliti terhadap Bung Karno.
"Jangan khawatir Presiden Sukarno, kami akan memberikan perawat-perawat yang berpengalaman untuk menjaga Tuan," kata mereka.
"Ketika hal itu disampaikan kepadaku, keadaanku menjadi lebih payah daripada sewaktu aku mula-mula masuk. Aku tahu apa yang akan kuhadapi.... aku berpikir dalam hati, 'Aku akan lebih cepat sembuh dengan gadis-gadis perawat yang tidak berpengalaman, karena yang sudah punya pengalaman 40 tahun tentu setidaknya sekarang sudah berumur 55!" ungkap Bung Karno.
Orang juga mengatakan, Soekarno suka melihat perempuan cantik dengan sudut matanya.
"Itu enggak benar. Soekarno suka memandangi perempuan cantik dengan seluruh bola matanya ...ini bukanlah suatu kejahatan... bukan suatu dosa atau tidak sopan kalau seseorang mengagumi perempuan cantik.
Dan aku tidak malu berbuat begitu, karena dengan melakukan itu pada hakekatnya aku memuji Tuhan dan memuji apa yang telah diciptakan-Nya.
Aku hanya seorang pencinta kecantikan yang luar biasa. Aku mengumpulkan benda-benda perunggu karya seni dari Budapest, seni pualam dari Italia, lukisan dari segala penjuru...," ungkap Bung Karno.
Apakah seorang Bung Karno memang ditadirkan sebagai pencinta kecantikan yang luar biasa, entahlah.
Yang jelas, saat beranjak menjadi ABG (anak baru gede) berumur 14 tahun, Bung Karno sempat mabuk kepayang pada seorang gadis Belanda bernama Rika Meelhuysen, teman sekolahnya di Europeesche Lagere School.
"Rika adalah gadis pertama yang kucium ... aku sangat gugup waktu itu ... Tapi, aduh, aku mencintai gadis itu mati-matian....
Aku membawakan buku-bukunya, aku dengan sengaja berjalan melalui rumahnya, karena mengharapkan sekilas pandang dari dia...
Cintaku ini kusimpan dalam kalbuku. Aku... takut ketahuan oleh orangtuaku. Aku yakin, bapak akan sangat marah kepadaku sekiranya ia mendengarku bergaul dengan anak gadis kulit putih," kata Bung Karno kala itu.
Pada suatu sore Bung Karno berjalan-jalan naik sepeda dengan Rika. Ketika membelok di ujung jalan gang, mereka menabrak ayah Bung Karno.
Bung Karno menggigil ketakutan.... Sejam kemudian Bung Karno menyusup masuk rumah dalam keadaan masih terguncang. Ayahnyasegera mendekati dia dan berkata,
"Nak, jangan kau takut tentang perasaanku terhadap teman perempuanmu itu. Itu baik sekali. Pendeknya, hanya dengan jalan itu engkau dapat memperbaiki bahasa Belandamu!"
Masih penasaran tentang kisah cinta Bung Karno? Berikut ini kisah singkat sembilan wanita yang takluk hingga menjadi istri Sang Proklamator:
1. Oetari TjokroaminotoSiti Oetari (Perpusnas)
Istri pertama Soekarno adalah Oetari Tjokroaminoto, putri gurunya sendiri, HOS Tjokroaminoto.
Soekarno dan Oetari menikah tahun 1921 di Surabaya. Saat itu usia Soekarno baru 20 tahun, sedangkan Oetari masih 16 tahun.
Soekarno menikahi Oetari untuk meringankan beban keluarga Tjokro. Kala itu istri Tjokro baru saja meninggal.
Soekarno tidak mencintai Oetari sebagaimana seorang suami mencintai istrinya. Begitu pula Oetari.
Dunia pergerakan Soekarno dan dunia kanak-kanak Oetari terlalu berseberangan.
Dibanding kisah cinta penuh drama, keduanya sangatlah akrab layaknya kakak adik.
Pernikahan Soekarno dan Oetari hanya seumur jagung. Soekarno menceraikan Oetari tak lama setelah kuliah di Bandung.
Mereka menikah ketika Soekarno berumur 20 tahun dan Oetari 16 tahun.
2. Inggit Garnasih
Inggit Ganarsih dan Soekarno. (Bombastis.com)
Kisah asmara Soekarno kali ini bak drama.
Kala itu tahun 1921, Soekarno tinggal di kos-kosan di Bandung. Sang pemilik kos tak lain Inggit Garnasih.
Saat pertama kali bertemu, Soekarno diam-diam mengagumi sosok Inggit yang matang dan cantik. Padahal kala itu Inggit sudah bersuami.
Soekarno berusia 20 tahun dan Inggit berusia 33 tahun.
Pernikahan Inggit dengan Haji Sanusi pun tidak bahagia.
Pada sosok Inggit, Soekarno menemukan pelabuhan cintanya. Inggit begitu telaten melayani dan mendengarkan Soekarno.
Soekarno merebut Inggit dari Sanusi. Mereka kemudian menikah tahun 1923. Inggit mendampingi Soekarno dalam suka dan duka selama hampir 20 tahun.
Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak. Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu.
3. Fatmawati
Kisah asmara Soekarno kali ini bak drama.
Kala itu tahun 1921, Soekarno tinggal di kos-kosan di Bandung. Sang pemilik kos tak lain Inggit Garnasih.
Saat pertama kali bertemu, Soekarno diam-diam mengagumi sosok Inggit yang matang dan cantik. Padahal kala itu Inggit sudah bersuami.
Soekarno berusia 20 tahun dan Inggit berusia 33 tahun.
Pernikahan Inggit dengan Haji Sanusi pun tidak bahagia.
Pada sosok Inggit, Soekarno menemukan pelabuhan cintanya. Inggit begitu telaten melayani dan mendengarkan Soekarno.
Soekarno merebut Inggit dari Sanusi. Mereka kemudian menikah tahun 1923. Inggit mendampingi Soekarno dalam suka dan duka selama hampir 20 tahun.
Pernikahan Soekarno dan Inggit tidak dikaruniai anak. Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit yang tak mau dimadu.
3. Fatmawati
Soekarno dan Fatmawati (Istimewa)
Kisah cinta Soekarno dan Fatmawati bermula saat masa pembuangan Sang Presiden di Bengkulu.
Fatmawati merupakan putri tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Kala itu, usia keduanya terpaut 22 tahun lebih muda.
Hubungan inilah yang kemudian membuat pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih berakhir.
Inggit menolak dipoligami dan memilih pulang ke Bandung. Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit.
Tanggal 1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah. Soekarno berusia 42 tahun dan Fatma 20 tahun.
Setelah Indonesia merdeka, Fatma menjadi ibu negara yang pertama. Dia juga yang menjahit bendera pusaka merah putih.
Dari Fatmawati, Soekarno mendapatkan lima orang anak, antara lain, Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
4. HartiniSoekarno dan Hartini (Istimewa)
Pernikahan Soekarno dan Hartini diawali pertemuan di Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Saat itu sang kepala negara mengadakan kunjungan kerja.
Sumber lain menyebutkan, pertemuan di candi itu adalah kelanjutan cinta pandangan pertama keduanya di rumah dinas Wali Kota Salatiga, setahun sebelumnya.
Soekarno meminang Hartini pada 1953. Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.
Dari Soekarno, Hartini melahirkan dua anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra.
Hartini adalah wanita setia yang sempat mengisi hidup Soekarno.
Hartini tetap menjadi istri saat masa kekuasaannya Soekarno sudah memasuki usia senja.
Hartini juga tetap mempertahankan status pernikahan hingga ajal menjemput Soekarno.
Di pangkuan Hartini lah, Putra Sang Fajar menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970.
5. Ratna Sari DewiRatna Sari Dewi dan Presiden Soekarno (Istimewa)
Ratna Sari Dewi lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, Jepang, 6 Februari 1940.
Dewi dinikahi sang proklamator saat usia 19 tahun. Gadis cantik ini adalah wanita kelima yang dinikahi Soekarno.
Dari Soekarno, yang ketika itu berumur 57 tahun, Dewi mempunyai satu anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno.
Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi cukup menarik dan menyedot perhatian publik.
Gadis Jepang itu berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.
Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi adalah seorang pelajar sekaligus entertainer. Gosip beredar bahwa dia adalah seorang geisha. Namun rumor itu berkali-kali dibantahnya.
Dalam 'A Life in the Day of Madame Dewi' diceritakan, setelah bercerai dengan Soekarno, Dewi kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk Swiss, Perancis, dan Amerika Serikat.
Pada 2008, ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.
Dewi pernah membuat kontroversi pada 1998, saat dia berpose untuk sebuah buku foto berjudul 'Madame Syuga'.
Di buku itu, ditampilkan Dewi dengan pose-pose setengah bugil dan menampakkan seperti tato.
6. HaryatiSoekarno dan Haryati (Istimewa)
Sebelum dinikahi Soekarno pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator.
Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu.
Bahkan, status Haryati sebagai kekasih orang lain, tak membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
Hati Haryati pun akhirnya jebol dan tak kuasa menolak pinangan sang kepala negara.
Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada 21 Mei 1963. Namun selang tiga tahun, Haryati diceraikan tanpa anak.
Soekarno beralasan sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno juga sedang dekat dengan Ratna Sari Dewi.
7. Kartini ManoppoKartini Manoppo (Istimewa)
Sosok wanita ini merupakan salah satu istri yang paling dicintai oleh Soekarno.
Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967. Keduanya menikah pada 1959.
Awal mula Bung Karno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah.
Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi.
Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno.
8. Yurike SangerYurike Sanger (Istimewa)
Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963.
Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar.
Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.
Rupanya, benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya.
Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan ke Yurika.
Akhirnya, Bung Karno menemui orangtua Yurike.
Pada 6 Agustus 1964, dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara Islam di rumah Yurike.
Berjalannya waktu, ternyata pernikahan ketujuh Sang Proklamator berjalan singkat.
Kondisi Bung Karno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi.
Didasari rasa cinta yang luar biasa, Bung Karno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai.
Akhirnya perceraian itu terjadi, meski keduanya masih saling cinta.
9. Heldy DjafarHeldy Djafar (Istimewa)
Heldy Djafar merupakan istri terakhir Soekarno, istri kesembilan.
Keduanya menikah pada 1966, kala itu Bung Karno berusia 65 tahun, sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur itu, masih berusia 18 tahun.
Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu.
Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto.
Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada 19 Juni 1968 Heldy 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor.
Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat.
Soekarno tutup usia 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun.
Kisah cinta Soekarno dan Fatmawati bermula saat masa pembuangan Sang Presiden di Bengkulu.
Fatmawati merupakan putri tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Kala itu, usia keduanya terpaut 22 tahun lebih muda.
Hubungan inilah yang kemudian membuat pernikahan Soekarno dengan Inggit Garnasih berakhir.
Inggit menolak dipoligami dan memilih pulang ke Bandung. Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit.
Tanggal 1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah. Soekarno berusia 42 tahun dan Fatma 20 tahun.
Setelah Indonesia merdeka, Fatma menjadi ibu negara yang pertama. Dia juga yang menjahit bendera pusaka merah putih.
Dari Fatmawati, Soekarno mendapatkan lima orang anak, antara lain, Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
4. HartiniSoekarno dan Hartini (Istimewa)
Pernikahan Soekarno dan Hartini diawali pertemuan di Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Saat itu sang kepala negara mengadakan kunjungan kerja.
Sumber lain menyebutkan, pertemuan di candi itu adalah kelanjutan cinta pandangan pertama keduanya di rumah dinas Wali Kota Salatiga, setahun sebelumnya.
Soekarno meminang Hartini pada 1953. Hartini berumur 29 tahun dan berstatus janda lima anak.
Dari Soekarno, Hartini melahirkan dua anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra.
Hartini adalah wanita setia yang sempat mengisi hidup Soekarno.
Hartini tetap menjadi istri saat masa kekuasaannya Soekarno sudah memasuki usia senja.
Hartini juga tetap mempertahankan status pernikahan hingga ajal menjemput Soekarno.
Di pangkuan Hartini lah, Putra Sang Fajar menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970.
5. Ratna Sari DewiRatna Sari Dewi dan Presiden Soekarno (Istimewa)
Ratna Sari Dewi lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, Jepang, 6 Februari 1940.
Dewi dinikahi sang proklamator saat usia 19 tahun. Gadis cantik ini adalah wanita kelima yang dinikahi Soekarno.
Dari Soekarno, yang ketika itu berumur 57 tahun, Dewi mempunyai satu anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno.
Kisah pertemuan Soekarno dan Dewi cukup menarik dan menyedot perhatian publik.
Gadis Jepang itu berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.
Sebelum menjadi istri Soekarno, Dewi adalah seorang pelajar sekaligus entertainer. Gosip beredar bahwa dia adalah seorang geisha. Namun rumor itu berkali-kali dibantahnya.
Dalam 'A Life in the Day of Madame Dewi' diceritakan, setelah bercerai dengan Soekarno, Dewi kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk Swiss, Perancis, dan Amerika Serikat.
Pada 2008, ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.
Dewi pernah membuat kontroversi pada 1998, saat dia berpose untuk sebuah buku foto berjudul 'Madame Syuga'.
Di buku itu, ditampilkan Dewi dengan pose-pose setengah bugil dan menampakkan seperti tato.
6. HaryatiSoekarno dan Haryati (Istimewa)
Sebelum dinikahi Soekarno pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Karena pekerjaannya itulah, Haryati dekat dengan sang proklamator.
Melihat kemolekan Haryati, Soekarno bak arjuna yang tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu.
Bahkan, status Haryati sebagai kekasih orang lain, tak membuat Soekarno mundur untuk meluapkan rasa cintanya.
Hati Haryati pun akhirnya jebol dan tak kuasa menolak pinangan sang kepala negara.
Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada 21 Mei 1963. Namun selang tiga tahun, Haryati diceraikan tanpa anak.
Soekarno beralasan sudah tidak cocok. Saat itu, Soekarno juga sedang dekat dengan Ratna Sari Dewi.
7. Kartini ManoppoKartini Manoppo (Istimewa)
Sosok wanita ini merupakan salah satu istri yang paling dicintai oleh Soekarno.
Menikah dengan Kartini Manoppo, Bung Karno dikarunia anak Totok Suryawan Sukarno pada 1967. Keduanya menikah pada 1959.
Awal mula Bung Karno jatuh hati pada wanita yang pernah jadi pramugari Garuda Indonesia itu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah.
Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali Bung Karno pergi ke luar negeri.
Kartini merupakan wanita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi.
Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat pernikahannya dengan Bung Karno.
8. Yurike SangerYurike Sanger (Istimewa)
Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963.
Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pertemuan itu rupanya langsung menarik perhatian Sang Putera Fajar.
Perhatian ekstra diberikan sang presiden kepada gadis bau kencur itu, mulai dari diajak bicara, duduk berdampingan sampai diantar pulang ke rumah.
Rupanya, benih-benih cinta sudah mulai di antara keduanya.
Singkat waktu, Bung Karno menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikah dengan sang pujaan hati. Seutai kalung pun diberikan ke Yurika.
Akhirnya, Bung Karno menemui orangtua Yurike.
Pada 6 Agustus 1964, dua anak manusia yang tengah dimabuk cinta itu menikah secara Islam di rumah Yurike.
Berjalannya waktu, ternyata pernikahan ketujuh Sang Proklamator berjalan singkat.
Kondisi Bung Karno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden, berdampak pada kehidupan pribadi.
Didasari rasa cinta yang luar biasa, Bung Karno yang menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai.
Akhirnya perceraian itu terjadi, meski keduanya masih saling cinta.
9. Heldy DjafarHeldy Djafar (Istimewa)
Heldy Djafar merupakan istri terakhir Soekarno, istri kesembilan.
Keduanya menikah pada 1966, kala itu Bung Karno berusia 65 tahun, sedangkan Heldy gadis asal Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur itu, masih berusia 18 tahun.
Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu.
Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto.
Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
Akhirnya, pada 19 Juni 1968 Heldy 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor.
Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat.
Soekarno tutup usia 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun.