IKLAN 2
Menikah adalah idaman bagi semua pria.
Tak jarang pria rela bekerja keras demi mengumpulkan uang hanya untuk menikahi wanita yang dicintai.
Setelah menikah, harapan suami-istri adalah segera memiliki anak.
Anak menjadi pelengkap bagi pasangan suami-istri.
Membina keluarga kecil dan membesarkan anak bersama-sama.
Namun bagaimana jika setelah menikah suami tak mau menyentuh istrinya.
Malam pertama yang didambakan seakan menjadi musibah.
Seperti yang dialami wanita di Malaysia ini.
Tak tahan dengan perlakuan suaminya ia akhirnya mencurahkan isi hatinya.
Wanita yang tidak diketahui identitasnya ini mengaku sangat sakit hati.
Sejak menikah suaminya tak mau menggauli dirinya layaknya suami-istri yang lain.
Dikutip dari Sehinggit, beginilah curahan hati wanita ini
Saya ada cerita untuk berbagi. Tapi macam malu sangat nak cerita kat orang. Mohon kalau bagitau kat sini ada lah yang sudi dengar dan beri pendapat tanpa judge saya.
Saya baru menikah 6 bulan lalu. Isunya di sini, suami tak nak sentuh saya. Setelah malam pertama kami, dia tak sentuh saya dah. Masa honeymoon pun dia buat tak indah.
Bila saya tanya barulah saya dapat tahu. Rupanya suami geli dengan bulu roma pada tubuh saya. Katanya dia jijik. Tak sangka ada perempuan yang berbulu lebat macam saya. Saya memang berbulu di seluruh tubuh. Ya, seluruh tubuh!
Saya sedih sangat. Saya memang lahir macam ni. Apa saya bisa buat? Bila saya ke dokter, dokter cakap saya takde masalah.
Saya cuma ada sikit hormon imbalance yang mana hormon testosterone saya lebih sikit dari perempuan biasa. tapi doc kata tak lah sampai tahap parah atau bahaya sebab dia kata kalau kasus parah perempuan tu memang dah macam orang dah - suara agak parau etc etc.
Doc kata ini hirsutism tapi yang jadi kat saya ni adalah hirsutism paling minimal. Kalau hirsutism parah ada yang smp bisa jadi mandul tapi doc kata saya tidak. Masih normal dan memang tak ada apa masalah.
Saya terangkan pada suami. Dia kata dia mengerti tapi dia tetap tak bisa buang rasa jijik tu. Kalau bagian kaki dan bawah lengan memang takde masalah untuk saya nak cukur ke guna epilator semua. Dan memang saya selalu pastikan bagian yang perlu shave ni saya shave selalu. Leceh memang leceh tapi saya anggap semua ni pengorbanan untuk suami.
Sayangnya, dia tetap tak pandang pun. Dan dekat bagian lain macam mana? Belakang badan saya pun berbulu. Meskipun bulu halus lembut dan bukannya kasar bergulung, tetap nampak kat mata. Dan sebabtu suami jijik.
Saya pernah tanya tempat yang ada laser. Katanya bisa buat tapi bayarannya cecah puluhan ribu. Dan hasilnya belum tentu permanent meskipun iklannya kata permanent. Mereka kata kalau bulu banyak sebab hormon, cuma bisa buang je lah.
Sebab selagi hormon tak balance memang takkan hilang bulu. Kalau pergi buang selalu entah berapa lagi lah kosnya. Kalau saya berduit memang saya tak kisah. Tapi saya memang takde duit sebanyak tu. Dan sebelum kahwin saya dah resign kerja sebab suami tak bagi kerja. Dan lagi, yang pria hanya tahu complain tapi bila saya cakap dengan dia tentang biaya takde pulak dia kata nak tolong bayarkan ke apa.
Saya tak faham perangai dia. Sebelum kahwin dia pernah nampak saya berlengan pendek dan melihat bulu roma lebat di tangan saya. Tapi dia tak kata apa. Di muka dan leher saya pun kalau duduk sebelah saya bisa melihat bulu roma halus. Dia nampak je selama ni tetap teruskan melamar dan menikah dengan saya. Kalau jijik kenapa tak dari dulu jijik? Kenapa tiba2 nak jijik? Bila saya persoalkan dia diam je. Tak kata apa.
Maaf kalau terlalu open tapi orang yang dah pernah merasakan hubungan intim harus mengerti apa rasanya bila disentuh cuma sekali dan seterusnya tak dapat. Dan dengan hormon imbalance saya ni memang saya akui sex drive saya lebih tinggi dari perempuan biasa. Sungguh saya tersiksa bila jadi macam ni.
Saya mencoba tutup kekurangan yang satu ni dengan mencoba untuk jadi istri terbaik. Masak untuk suami, sediakan makan pakai dia, give up karir untuk jadi suri rumah sepenuh masa supaya bisa kejar surga dengan memperlakukan suami.
Akhirnya hampa. Suami makan pun tak pandang muka saya. Lepas saya salam dia lepas solat atau bila dia pergi dan balik kerja takde pun dia nak cium saya. Jijik sangat agaknya. Saya geram macam mana pun alhamdulillah tak pernah lagi tinggi suara pada dia. Bila saya marah atau sedih dengan kata2 dia yang menghina fisik saya ni saya sabarkan hati. Berendam air mata sorang2. Takpelah asalkan saya tak berdosa marah atau tengking dia bila saya terasa hati.
Sampai satu tahap saya terfikir, kalau suami nak tinggalkan saya, saya redha. Tapi ada ke pria lain yang sudi nak terima orang macam saya ni? Jijik sangat ke bila berbulu sedangkan Allah yang cipta saya macamni. Sudahlah selama ni memang rendah diri dengan kondisi fisik saya ni. Bila dah kahwin suami menjauh atas sebab kekurangan yang satu ni, memang membunuh keyakinan diri saya 100%. Rasa terhina sangat.
Dulu saya ada terfikir masalah macamni akan muncul kalau saya kahwin sampai saya takut nikah. Tapi bila suami tunjukkan kesungguhan nak kahwin dengan saya, saya ingat dia tak kisah dengan kekurangan saya ni. Padahal bukannya bulu roma saya ni panjang kasar bergulung macam beruk. Cuma kuantitas lebih banyak dari perempuan lain. Salah saya ke? Tak sangka kerisauan saya jadi kenyataan. Sedih sungguh rasanya. Saya ingatkan dia sayang saya karena diri saya. Tapi tampaknya dia lagi kisahkan fisik saya dari hati saya dan segala apa yang saya telah buat dan korbankan untuk dia.
Saya tak pernah ambil kisah pun tentang betapa tak sempurnanya dia tu. Dia pun muka biasa2 saje. Kalau saya nak kutuk fisik dia, macam2 saya dapat kutuk. Tapi pd saya semua tu tak perlu sebab saya memang sayangkan dia. Ikhlas cintakan dia. Dalam kebanyakan hal dia memang calon suami terbaik. Maknanya bila hubungan jadi macamni memang salah saya lah agaknya. Memang bersumber dari kekurangan saya lah.c ()
Dia tak 'dapat' dari saya mungkin dia bisa kahwin lain. Dapatkan dari perempuan lain. Tapi nasib saya ni macam mana? Adake pria yang bisa terima perempuan tanpa kisahkan fisik dia? Saya pun nak ada zuriat sendiri. Nak merasakan mengandung dan lahirkan anak sendiri. Tapi kalau dia tak sentuh saya macam mana? Sampaikan saya pernah cakap dengan dia, saya tak kisah saya ni puas atau tak tapi sentuh lah saya sampai dapat anak. Lepastu nak tinggalkan saya ke apa silakan. Kalau saya ni berduit memang saya buat ivf je. Senang. Biar dia tak perlu menyentuh saya yang jijik ni.
Yang paling saya khawatir adalah kalau parents saya tahu tentang ni. Harus kecewa mereka. Serahkan anak pada pria yang mereka sangka dapat sayangi saya dan jaga saya sebaik mana mereka jaga. Tapi rupanya anak mereka ni menderita. Saya tak nak parents saya tahu saya tak bahagia. Tak sanggup nak tengok mereka menjalani hari tua dlm keadaan yang merisaukan saya.
Entahlah. Serabut kepala jadinya. Isunya cuma satu tapi meleret sampai menciptakan masalah lain. Sedih sangat rasanya.
Agaknya kalau bulu ni adalah satu stigma negatif pada pria, sanggup ke diorang nak shave setiap 3 hari? Atau sanggup ke diorang nak wax sebulan sekali? Proses buang bulu ni makan waktu, kadang2 sakit, penat. Entah lah. Saya tak tahu apa lagi nak buat.
Bagaimana menurut anda ?